
Waspadai Praktik Prostitusi Online
Oleh: Elzarina
Pekan lalu, Warga Bogor Tengah Kota Bogor gempar, ketika polisi menangkap 8 orang (empat laki-laki dan empat perempuan) di sebuah homestay kawasan tersebut. Mereka ditangkap terkait dugaan prostitusi online.
Setelah digelandang ke kantor polisi, mereka mengaku menjajakan diri menggunakan aplikasi MiChat dengan penawaran harga berkisar Rp 300-500rb.
Praktik prostitusi di era digital makin masif terjadi. Komunikasi secara langsung antara penjaja diri dan pemakai makin memudahkan transaksi haram ini. Kalau dulu mereka butuh germo, sekarang penjaja diri ini bisa menjadi germo bagi dirinya sendiri, dengan bebas memilih pelanggan dan menentukan tarif.
Diakui bahwa kemajuan teknologi telah memudahkan kehidupan manusia. Teknologi digital telah memudahkan orang menuntut ilmu, berkomunikasi dan bertransaksi ekonomi secara cepat dan mudah.
Tetapi di tangan orang yang bermoral rendah, teknologi digunakan untuk kegiatan asusila. Salah satu akibatnya adalah praktik prostitusi online makin menjamur dimanapun pemakaian internet bisa diakses. Hal ini tentu mengkhawatirkan dan meresahkan masyarakat.
Di tengah kehidupan yang makin individual, dan kurangnya kepekaan masyarakat serta lemahnya penegakkan hukum, menjadikan praktik prostitusi ini seakan sulit diberantas.
Apalagi bila sebagian orang beranggapan bahwa praktik ini sah sah saja bagi siapa yang menginginkan sebagai wujud hak asasi manusia bagi siapapun. Tentu ini salah. Karena prostitusi adalah penyakit sosial yang dapat menular di tengah masyarakat. Cepat atau lambat akan membawa dampak buruk. Tidak saja bagi pelakunya, tetapi juga bagi anggota masyarakat yang lain.
Di butuhkan ketakwaan pada setiap individu, untuk mengatakan tidak terhadap praktik prostitusi (zina), karena ini perbuatan keji dan sangat hina.
Disamping itu perlu kepedulian anggota masyarakat. Tetangga perlu memperhatikan lingkungannya, barangkali ada tetangga yang kesulitan ekonomi, sementara ketakwaannya rendah.
Jangan sampai jerat prostitusi membelenggunya karena iman dan moral yang rendah berpeluang menjadikan orang lebih memilih menjual diri untuk mempertahankan hidup.
Terakhir tentu dibutuhkan kepedulian dan ketegasan dari negara karena negara adalah pemilik semua sumberdaya. Negara pasti mampu melakukan apapun (mulai dari edukasi sampai perbaikan taraf ekonomi), untuk mencegah terjadi kejahatan dan kemaksiatan di tengah orang-orang yang dipimpinnya.
Berikan Komentar