Perbaiki Jembatan Hasil Swadaya, Warga Ngaku Was-was saat Melintasnya.

Mediabogor.co, BOGOR – Masyarakat Kampung Tanjung Sari 2 Rt 02/12, Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten  Bogor, Jawa Barat, merasa was-was saat melintas jembatan darurat hasil swadaya masyarakat. Pasalnya, pasca terjadinya bencana bulan Juni 2022 lalu, warga hanya memperbaikinya dengan seadanya. Sehingga kekuatannya belum teruji dengan cuaca hujan dan panas.
“Jembatan darurat itu hasil swadaya masyarakat, yang di lalui secara aktif setiap hari, sehingga berpengaruh kepada kekuatannya, sementara kita belum tahu dampaknya buat jembatan kayu darurat ini, dengan mutu kayu seadanya,”kata Asnin Ketua Rw 12 kepada awak media, Selasa (16/05/2023).
“Jadi kami atas nama warga memohon kepada pihak terkait untuk segera membangunkan Jembatan Permanen buat kami, agar kami tenang setelah panik pasca terjadinya bencana,” harapnya.
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Purasari Agus Soleh Lukman mengaku, setelah terjadinya bencana yang menimpa di wilayahnya, semua yang terdamapak dari kejadian telah diusulkan olehnya.
“Pasca terjadinya bencana sebetulnya sudah kita usulkan, mengingat semua dinas terkait sudah turun ke lokasi juga, hanya memang tindak lanjutnya kemarin itu salah prosedur,”jelas dia.
“Yang turun itu jembatan rawayan secara otomatis, tidak bisa untuk di wilayah itu, karena kebutuhannya masuk kendaraan roda 4, akhirnya saya alihkan ke wilayah RW 01 dan sekarang saya tidak lanjut untuk pengusulan kembali. Agar jembatan darurat segera dibangunkan secara permanen, oleh dinas terkait dalam hal ini pupr yang menguasai tehnik bidang pembangunan jembatan,” ungkapnya.
Kasie Ekbang Kecamatan Leuwiliang Siti Hodijah, ditemui di Ruangan Kerjanya berjanji, mendorong progres pengusulan Jembatan Darurat menjadi Permanen.
“Kita akan kawal proposal usulan yang telah diajukan menjadi skala prioritas, karena itu memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, dengan jumlah jiwanya kurang lebih 400 orang,”ujarnya.
Dan itu hanya satu-satunya akses yang bisa dilaluinya, kita sangat memahami kondisi mereka, setelah terjadinya bencana, tentunya sangat trauma. Disana juga ada 4 rumah rusak berat, skala prioritas tentunya yang pantas mereka dapatkan, sebagai upaya untuk trauma healing, pokoknya kami dorong sebagai skala prioritas. (Ipay/Agil).

Berita Terkait

Berikan Komentar