Perangi Narkoba, Tanggungjawab Siapa?

Oleh: Elzarina

Tiga orang pengedar narkoba ditangkap Polresta Bogor Kota. Tersangka berinisial S, SL, dan R yang diduga merupakan pengedar sabu dan tembakau sintetis.

Ketiga orang itu terindikasi menjadi jaringan antardaerah

Narkoba masih menjadi salah satu PR besar, tidak hanya bagi Pemkot Bogor tapi juga pemerintah di seluruh pelosok negeri.

Sayangnya seringkali pihak kepolisian hanya menangkap pengedar dan pengguna narkoba. Sementara pemasok (bandar besar) bahkan produsennya seolah tidak terjamah.

Selain itu, juga harus dicari akar permasalahan mengapa narkoba masih diminati masyarakat.

Terdapat beragam alasan seseorang mengonsumsi narkoba, mulai dari salah pergaulan, ditawari teman, ketika stress /depresi, merasa tidak bahagia sehingga merasa butuh sesuatu yang menenangkan, dan Narkoba menjadi pelarian.
Bisa juga karena beban/biaya hidup yang berat, tidak punya skill mumpuni akhirnya tergoda untuk menjadi pengedar sabu dan narkoba dengan imbalan yang cukup menggiurkan.

Seluruh alasan ini lahir dalam kehidupan yang kapitalistik yang permisif sementara nilai nilai Islam dan ketaatan makin memudar. Tidak terbina lagi hubungan transendental dengan Sang Pencipta. Walaupun mayoritas penduduk negeri ini beragama Islam.

Kehidupan Kapitalistik yang hanya mengedepankan kapital, telah menghalalkan segala cara, sehingga barang haram pun dijadikan komoditas dagangan selama ada yang membeli.

Sangat dibutuhkan kepedulian dan ketegasan Pemerintah untuk memberantas segala jenis narkoba mulai dari hulu sampai hilir dengan penerapan sangsi yang menghadirkan rasa jera bagi yang telah melakukan serta rasa takut mencoba bagi yang belum terlibat.

Bila tidak ada ketegasan dalam penerapan sangsi hukum, apalagi bila oknum petugas bermain mata dibelakang, tentu masa depan generasi dan kelangsungan hidup bangsa ini terancam.
Akankah dibiarkan?

Berita Terkait

Berikan Komentar