
Penerapan Jalur Dua Arah Diberlakukan di Jalan SSA, Bima Arya : Ada Beberapa Titik Harus Dimaksimalkan
Mediabogor.co, BOGOR – Penerapan dua arah di jalur Sistem Satu Arah (Ssa) di seputaran Istana Bogor yang sebelumnya hanya satu arah mulai di berlakukan pada Selasa (9/4/2023) malam.
Diberlakukannya jalur dua arah oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor ini dilakukan terkait pembangunan Jembatan Ottista.
Walikota Bogor Bima Arya, bersama Forkopimda melakukan pemantauan pergerakan lalu lintas menggunakan kendaraan roda empat dengan berkeliling ke beberapa titik yang di berlakukan dua arah.
“Tadi saya memantau pergerakan lalulintas sistem dua arah di jalur SSA, memang ada beberapa titik yang perlu betul-betul penempatan petugas yang maksimal agar bisa mengatur lalu lintas dan juga menginformasikan kepada warga, jadi ini prinsipnya berputar ke kiri terus,” kata Bima Arya di temui usai berkeliling, Selasa (9/4/2023).
Pantauan di lapangan, penerapan rekayasa lalulintas terbaru ini mulai diberlakukan sekitar pukul 21:00 WIB. Pembukaan dibuka langsung jajaran Forkopimda Kota Bogor di Simpang Lippo Kebun Raya Bogor.
Kemudian, dilanjutkan dengan memutari sejumlah ruas jalan yang terdampak diberlakukannya dua arah. Diantaranya, memantau Jalan Jalak Harupat, Djuanda, Otista, Paledang, Kapten Muslihat, Sudirman hingga Pajajaran.
Sementara itu, dibalik penerapan rekayasa lalulintas terbaru ini menyisakan kesemrawutan di beberapa titik jalan. Musababnya, masih banyak pengendara yang kebingungan dengan penerapan rekayasa lalulintas terbaru ini.
Bahkan, beberapa kendaraan baik roda dua hingga empat terpantau memaksakan berputar arah di jalur yang bukan semestinya, tepatnya saat melintas di Seputar Kebun Raya Bogor yang diubah menjadi dua arah.
Bima Arya mengakui bahwa memang ada beberapa titik yang perlu betul-betul dimaksimalkan penempatan petugasnya.
Hal itu dilakukan agar bisa mengatur lalulintas dan menginformasikan ke pengendara, bahwa pada prinsipnya rekayasa lalulintas ini lebih berputar ke kiri terus. “Yang agak rawan adalah daerah BTM ke Jalan Otista bisa berputar disitu kalau mau menuju ke Empang,” kata Bima
“Kemudian dari arah Ir Juanda Balaikota itu tidak boleh langsung ke kanan (menuju Jalak Harupat) tetapi harus ke kiri dulu, lurus kemudian berputar ke air Mancur masuk ke Sudirman, lalu masuk lagi ke Jalak Harupat. Kemudian dari situ ke kiri ke arah Salak, Kira-kira begitu,” lanjutnya.
“Jadi malam ini kita pelajari, mana titik-titik yang belum mendapatkan atensi dan nanti besok pagi lampu merah disesuaikan semua, dan penempatan petugas di maksimalkan,” katanya.
Disinggung apakah penerapan rekayasa lalulintas yang dilakukan sudah memenuhi ekspektasi, Bima Arya mengaku belum mengetahuinya. Sebab, ini baru berlangsung.
“Ya gimana baru jalan setengah jam, ya kita belum tau, ya kita lihatlah, kita lihatlah besok, mudah-mudahan tidak berubah lagi, kalaupun ada penyesuaian itu hanya minor,” ungkapnya.
“Masa mau berubah-berubah terus, nah ini kan karena menganalisis dampak ekonomi, waktu tempuh, jarak tempuh kerugian warga makanya dibuat formula seperti ini, ya pasti di lapangan kita besok evaluasi, kita berharap tidak akan ada perubahan yang besar lagi,” tambah dia.
“Paling ada penyesuaian-penyesuaian kecil saja terkait dengan putar arah, kemudian sesekali bisa dibuat contra flow dan lain-lain. Tetapi ya mudah-mudahan ini bertahan terus, ini adalah aspirasi mayoritas dari warga Bogor,” tandasnya. (Andi)
Berikan Komentar