Kawah Ratu Gunung Salak, Keindahan Alam yang Tersembunyi

Mediabogor.co, BOGOR – Setiap gunung memiliki daya tariknya sendiri, dan Gunung Salak salah satunya. Selain udaranya yang sejuk dan pemandangannya yang mempesona, gunung ini juga menyimpan keindahan alam yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, yaitu Kawah Ratu. Lokasinya yang tersembunyi di Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menambah kesan mistis dan misterius. Kawasan ini termasuk dalam Taman Nasional Gunung Halimun Salak, menjadikannya sebagai bagian dari kekayaan alam yang perlu dilestarikan.

Tulisan kali ini akan menceritakan pengalaman mendaki saya dengan teman- teman saya menuju Kawah Ratu, sebuah tempat yang dipenuhi dengan keindahan alam yang memukau dan aura mistis yang memikat hati. Bersiaplah untuk terpesona oleh pesona Gunung Salak dan keajaiban Kawah Ratu yang menakjubkan. Di sini, setiap langkah akan mengungkapkan rahasia alam yang mengagumkan dan mempesona, menghadirkan pengalaman yang tak terlupakan bagi para petualang yang mencari petualangan.
Perjalanan ke Base Camp Kawah Ratu
Rute untuk menuju ke Kawah Ratu bisa melalui beberapa jalur, yaitu jalur bumi Perkemahan Bumi Gunung Bunder, jalur Pasir Reungit dan Bumi Perkemahan Cengkuang. Pada saat itu saya dan teman-teman saya memilih jalur Pasir Reungit untuk ke Kawah Ratu karena base camp Pasir Reungit berada di Bogor, sama seperti tempat tinggal saya dan teman-teman saya. Selain karena dekat, rute Pasir Reungit ini juga termasuk rute yang banyak pemandangan pepohonan rindang yang memanjakan mata.
Untuk mencapai ke basecamp Pasir Reungit kami perlu menempuh waktu 1 jam dari titik kumpul, dengan jarak 36 Kilometer. Kami berangkat dari pukul 08.00 menggunakan motor, niat awal berangkat pagi untuk menghindari macet, namun seperti yang banyak orang ketahui bahwa jalanan di daerah IPB Dramaga selalu padat sehingga tetap saja kami terkena macet meskipun berangkat pagi. Karena macet tersebut waktu yang diperlukan untuk mencapai base camp bukan 1 jam lagi, melainkan 1 jam 20 menit yang berarti kita sampai di base camp pasir reungit pukul 09.20.
Tiba di Pasir Reungit dan Segala Persiapan Trekking
Saat sudah sampai di Pasir Reungit, kami memarkirkan motor di tempat parkir sekitar base camp. Untuk mencapai pos pembelian tiket kami harus melewati tanjakan curam penuh dengan bebatuan besar, sebenarnya bisa menggunakan motor, namun saat itu kami tidak tahu jadi kami jalan ke posnya, lagi pula jalanannya penuh dengan bebatuan besar yang bisa membahayakan jika tidak terbiasa melawati jalur seperti itu. Langkah demi langkah kami tanjaki, selama diperjalanan ke pos banyak warung kecil yang menjual berbagai air minum dan makanan, ada juga warung yang menjual/menyawakan peralatan untuk mendaki seperti tongkat, jas hujan, sepatu, dan sebagainya.
Sesampai di pos kami duduk sejenak untuk mengatur nafas yang sudah tidak beraturan. Setelah dirasa cukup beristirahat, kami melakukan pembelian tiket dan pendataan pendaki oleh penjaga base camp. Untuk memasuki kawasan, kami perlu membayar 15.000 ribu per-orang dan sudah termasuk biaya kebersihan dan lainnya. Hampir saja lupa memberitahu, saat kami memasukin Gunung Bundarnya kami juga membayar 5.000 ribu per-orang untuk bisa masuk ke base camp Pasir Reungit.
Setelah membayar, kami ditanya apakah sudah pernah menanjak di rute ini sebelumnya, kami jawab bahwa kami semua belum pernah menanjak di rute ini. Awalnya kami tidak dibolehkan menanjak karena takutnya kami tersesat, tapi untungnya ada pendaki handal bersama istrinya yang sudah sering mendaki di rute ini mau mengangkut kami, sehingga pendaki tersebut diberikan tanggung jawab untuk menjaga kami. Trekking pun dimulai.
Perjalanan Trekking Hingga Sampai di Kawah Ratu
Pendakian dimulai, belum jauh dari base camp kami sudah disambut tanjakan yang lumayan curam dengan bebatuan kecil. Baru awal saja sudah seperti ini bagaimana nanti, pikir kami. Namun karena masih awal, kami masih bisa melemparkan beberapa lelucon sehingga tidak terasa kami sudah melewati tanjakan tersebut. Setelah itu terlihat turunan curam dengan jembatan kayu diujungnya, kayu yang sangat tua, hampir rapuh namun ditambal dengan beberapa kayu lagi dibawahnya.
Dengan track yang naik-turun, bebatuan besar dan beberapa sungai kecil yang mengalir. Sesekali kami istirahat karena telapak kaki yang sakit akibat tonjolan dari bebatuan yang dilewati. Selama diperjalanan kami bertukar cerita ditemani angin sejuk dari pohon-pohon yang ada disana. Kami juga sempat kehabisan air, untungnya sungai kecil yang tadi saya sebut itu mengalirkan air yang berasal dari mata air, sehingga bisa untuk kami minum.
Setelah trekking kurang lebih 3 jam kami sampai di Kawah Mati, disana kami beristirahat lagi sambil menikmati pemandangan awan biru dengan ranting pohon menambah kesan damai. Sekitar 30 menit mendaki lagi, akhirnya pukul 12.30 tiba di Kawah Ratu. Bau belerang menyengat langsung menyergap saat tiba di kawasan Kawah Ratu. Beberapa rombongan lain, sudah di lokasi lebih dahulu. Mereka asik foto-foto kawasan Kawah Ratu yang kering dengan asap mengepul.
Saya dan teman-teman juga berfoto disana, tidak banyak foto yang kami ambil karena kami sudah tidak sabar untuk merendamkan kaki di air hangat yang berada di bawah kawah. Saat berendam, sungguh nikmat yang tiada duanya. Air hangat mengalir, dengan langit biru, popohonan, dan tebing yang sangat mendamaikan hati. Meskipun disana merupakan kawah, tetapi angin yang menerpa kulit sangat sejuk.
Setelah dirasa cukup untuk berendam, kami memutuskan untuk pulang agar saat perjalanan turun langit belum gelap. Perjalanan turun dimulai pukul 13.50. Saat turun ini dengkul benar-benar diuji, apalagi saat itu air sungai sedang deras-derasnya mengalir sehingga treck sangat licin. Genangan air mengalir yang dilewati juga hampir mencapai betis, awalnya kami takut dan ingin menunda perjalanan turun namun takut juga jika semakin malam dan semakin berbahaya, akhirnya kami memutuskan untuk lanjut. Sekitar 3,5 jam perjalanan turun, pukul 17.20 WIB, rombongan tiba di pos base camp/gerbang masuk. Setelah bersih-bersih dan salat di mushala kami bergegas turun ke parkiran dan memutuskan untuk membeli mie goreng yang ada di warung terdekat sambil istirahat sebelum perjalanan pulang ke rumah masing-masing
Perjalanan mendaki menuju Kawah Ratu di Gunung Salak merupakan pengalaman yang tak terlupakan bagi saya dan teman-teman. Meskipun dihadapkan dengan tantangan jalur yang curam dan medan yang berat, kami berhasil menaklukkan setiap rintangan dengan semangat dan kebersamaan. Pemandangan alam yang memukau dan aura mistis Kawah Ratu memberikan kesan yang mendalam bagi kami. Pengalaman ini mengajarkan kami tentang keajaiban alam yang perlu dilestarikan. Dengan hati yang penuh kepuasan, kami melangkah pulang dengan kenangan yang akan terus membekas dalam ingatan kami.

Berita Terkait

Berikan Komentar