
Pasar Hewan Jonggol Lockdown!
Mediabogor.co, BOGOR – Pasar hewan Jonggol, Kabupaten Bogor memberlakukan lockdown menyusul adanya hewan ternak yang terkonfirmasi positif penyakit mulut dan kuku (PMK) pada Rabu (25/5) kemarin.
“Hasil musyawarah dengan Camat dan stakeholder lainnya, kita lakukan lockdown sementara. Kita isolasi hewan yang sakit (PMK) dan pisahkan dengan yang sehat,” kata kepada Diskanak Kabupaten Bogor, Oetje Soebagdja, Kamis (26/5).
Oetje menyebut, pemberlakuan lockdown itu dilakukan untuk mengantisipasi sebaran lebih luas terhadap hewan ternak yang ada di Kabupaten Bogor, khususnya di pasar hewan Jonggol.
“Jangan sampai kita lamban. Kita isolasi karena disitu (Pasar hewan Jonggol) kan lalu lintas hewan dimana-mana. Meski penyakit PMK ini bukan merupakan zoonosis atau penyakit yang bisa menular terhadap manusia, tapi kita harus jaga, jangan sampai menular ke ternak lain. Ini akan mengganggu perekonomian masyarakat. Apalagi harga sapi ini mahal,” katanya.
Oetje mengaku, temuan PMK ini pertama kali ditemukan di Kabupaten Bogor saat melakukan cek laboratorium pada hewan yang diduga terkena wabah PMK di pasar hewan Jonggol.
“Pada hari selasa ada gejala, seperti mulutnya berbusa dan kaki pada hewan itu luka-luka. Kita ambil sample untuk dicek laboratorium balai veteriner Subang. Kemudian, pada Rabu dinyatakan positif PMK,” katanya.
Hingga saat ini sudah tercatat sebanyak 14 ekor hewan yang terkonfirmasi positif PMK di peternakan dekat pasar Jonggol itu.
Menurut Oetje, hewan yang terkonfirmasi itu belum dipastikan dari mana asalnya, karena pasar hewan Jonggol itu merupakan salah satu pasar menampung hilir-mudik hewan yang ada di Kabupaten Bogor maupun di luar daerah.
Oetje mengingatkan kepada para peternak di Kabupaten Bogor untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dini dan melapor ke UPT terdekat jika ada indikasi penyakit PMK pada hewan ternak mereka.
“Kita sudah bikin surat edaran, jika ada gejala pada hewan seperti mulut berbusa, kaki, terus jatuh lemas dan tidak mau makan, segera laporkan ke UPT terdekat. Kita sosialisasikan ini ke masyarakat,” katanya.
Sementara, Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner Diskanak Kabupaten Bogor, Hardy Hendriwan menyampaikan, belum ada laporan kematian pada 14 hewan ternak yang terkonfirmasi positif PMK itu. Ia mengaku Diskanak sigap melakukan langkah-langkah antisipatif adanya sebaran lanjutan kasus PMK di Kabupaten Bogor.
“Langkah yang sudah dilakukan, isolasi daerah/kawasan kasus, sosialisasi kepada masyarakat tentang PMK, desinfeksi, isolasi dan pengobatan pada yg positif. Kemudian kita monitoring dan pengawasan secara ketat di kawasan khusus,” katanya. (MUG)
Berikan Komentar